Skip to content

Top 10 Universitas Dunia, Kini Ada di Singapura

Written by

admin

Kuliah di kampus-kampus top di luar negeri jadi incaran anak muda Indonesia. Bahkan, Pemerintah Indonesia kini banyak mengucurkan program beasiswa bagi talenta muda berprestasi untuk kuliah di luar negeri yang masuk dalam kategori universitas berkelas dunia, baik di jenjang sarjana maupun pascasarjana.

Kini, kesempatan kuliah di top 10 universitas terbaik dunia tidak lagi perlu jauh-jauh ke negara di Amerika Serikat atau Eropa. Di pertengahan tahun 2023, salah satu universitas di negara tetangga ini diumumkan masuk dalam 10 besar universitas top dunia versi Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) 2024. National University of Singapore (NUS), salah satu kampus di Singapura, menjadi satu-satunya universitas di Asia yang mampu masuk dalam jajaran top 10 universitas terbaik di dunia dengan meraih ranking ke-8.

Berdasarkan QS University Rankings 2024, yang masuk 10 top universitas dunia yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of Cambridge, University of Oxford, Harvard University, Stanford University, Imperial College London, ETH Zurich-Swiss Federal Institute of Technology, National University of Singapore (NUS), University College London (UCL), dan University of California, Berkeley (UCB).

Baca juga: Jalan Terang Pendidikan Singapura Berdayakan Gudang Pengetahuan

Ranking NUS melonjak tiga tingkat dalam peringkat tahun ini setelah tetap berada di peringkat ke-11 selama lima tahun terakhir. Hal ini menempatkan NUS dalam peringkat 1 persen teratas dari semua universitas yang dievaluasi tahun ini, termasuk di antara banyak institusi bergengsi di seluruh dunia.

Diluncurkan pada tahun 2003 dan kini memasuki edisi ke-20, QS WUR adalah portofolio perbandingan peringkat universitas yang dirilis setiap tahun. Edisi tahun 2024 menampilkan 2.963 institusi yang dievaluasi di 104 lokasi dan didasarkan pada metodologi yang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk reputasi akademis, reputasi pemberi kerja, dampak penelitian, keterlibatan global, dan keberlanjutan.

”Kami gembira dengan kinerja NUS yang luar biasa, menduduki peringkat ke-8 dunia dan teratas di Asia menurut QS WUR terbaru, serta pengakuan yang diberikan sebagai salah satu universitas terkemuka di dunia dan di Asia. Ini adalah sejarah pertama bagi NUS untuk masuk dalam sepuluh besar dunia, di antara banyak institusi bergengsi lainnya di seluruh dunia,” kata Presiden NUS Profesor Tan Eng Chye seperti dikutip dari laman resmi NUS, Rabu (29/11/2023).

Sebagai salah satu kampus top dunia, fasilitas berkelas internasional pun dihadirkan NUS. Di gedung-gedung fakultas banyak tersedia ruang-ruang bagi mahasiswa untuk dapat belajar secara mandiri dan berkolaborasi, termasuk pula ruang-ruang yang dipakai untuk seminar, sehingga dapat meng-update perkembangan terkini.

Fasilitas tempat tinggal pun tersedia di area kampus. Salah satunya Prince George’s Park di kampus NUS Kent Ridge. Di area tempat tinggal tersedia dari kantin hingga fasilitas olahraga. Bahkan, ada minimarket yang selalu buka dan tanpa pengawasan karena sistem berbelanja sudah mengimplementasikan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Adapun untuk mahasiswa, banyak fasilitas yang tersedia gratis. Perpustakaan yang nyaman dan lengkap tentunya jadi hal yang wajib. Selain itu, mahasiswa pun dapat rileks dengan melakukan berbagai olahraga, seperti panjat dinding, sepak takraw, gim, hingga renang. Ada dua kolam renang standar Olimpiade yang tersedia di pusat olahraga.

Ada pula area University Town, selain menyediakan tempat tinggal mahasiswa, juga area pertemuan. Tempat makan untuk berkumpul juga tersedia.

Perkuat keragaman

Ajakan untuk memilih Singapura sebagai destinasi utama kuliah di luar negeri bagi masyarakat Indonesia pun beralasan. ”Negara Singa” ini kini punya universitas yang masuk dalam top 10 dunia dengan kekuatan Asia-nya, berbahasa Inggris, memiliki keragaman mahasiswa dan pengajar dari sejumlah negara, hingga jaraknya yang tidak jauh dari Indonesia.

Dekan NUS Business School Andrew K Rose saat menerima kunjungan media dari Indonesia di gedung Mochtar Riady di Singapura, Rabu (22/11/2023), mengatakan, sekolah bisnis di Asia ini begitu serius untuk berkolaborasi dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. ”Sungguh amat sayang jika potensi sekolah bisnis NUS yang punya reputasi internasional ini tidak dimanfaatkan untuk mendukung kemajuan ekonomi Indonesia. Sekolah bisnis dapat mendukung berkembangnya ekonomi digital, sustainability, hingga teknologi yang banyak dibutuhkan perusahaan di Indonesia,” kata Andrew.

Baca juga: Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dukung Inovasi Perubahan Iklim

Sebagai sekolah bisnis dengan reputasi internasional, keragaman mahasiswa dan staf menjadi salah satu yang penting. Namun, jumlah mahasiswa asal Indonesia di sekolah bisnis NUS dinilai masih kurang. Di jenjang sarjana ada 50 mahasiswa dan pascasarjana 30 orang dari Indonesia. Padahal, di tahun 2022/2023 ada 4.791 mahasiswa S-1 dan 2.401 pascasarjana di NUS Business School. Alumninya berasal dari 79 negara.

Jumana Zahalka, Wakil Dekan Pendidikan dan Kurikulum NUS Business School, mengatakan keragaman di dalam kelas menjadi hal yang penting karena akan menghadirkan keragaman ide. ”Semakin banyak anak muda Indonesia yang bergabung di sekolah bisnis NUS juga dapat menambah keragaman ide dengan mahasiswa dari banyak negara lain untuk berkolaborasi dan berjejaring,” kata Jumana.

Apalagi, Singapura sebagai pusat penghubung ekonomi, bisnis, dan keuangan di Asia Tenggara. Selain menimba ilmu, ada peluang untuk langsung menerapkan teori ke dalam praktik, terutama membangun jaringan yang kuat di Asia.

adiwarno.com

Keilmuan, seperti sustainability atau keberlanjutan dalam bisnis, perkembangan kecerdasan buatan, hingga pemanfaatan teknologi dalam bisnis, dapat disiapkan kepada para talenta lewat sekolah bisnis. Selain itu, upskilling atau peningkatan kapasitas dari pekerja juga tinggi dan NUS Business School memiliki program eksekutif yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan bisnis di wilayah Asia, terutama Asia Tenggara.

”Keragaman kelas penting untuk pertukaran ide. Mahasiswa dari China, Vietnam, Jepang, dan masih banyak dari negara lain bersama-sama mengembangkan ide-ide di dalam kelas,” kata Jumana yang menyebut pengajar berasal dari 22 negara.

Peluang beasiswa

Akses bagi mahasiswa untuk mendapatkan bantuan pendanaan saat kuliah juga terbuka. Beragam beasiswa parsial dan penuh dari kampus atau lembaga lain tersedia, termasuk Pemerintah Indonesia.

Baca juga: Pilihan Beasiswa Kuliah di Luar Negeri dari Kemendikbudristek

Untuk NUS Business School, beasiswa yang tersedia antara lain ASEAN Undergraduate Scholarship (AUS), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), NUS MBA ASEAN Scholarship, WL (Bill) Byrmes Global Scholarship, NUS Business Dean’s & Mochtar Riady Scholarship, Dr Goh Keng Swee Schorlarship, CIMB ASEAN Scholarship. Akan ada lagi NUS ASEAN Master’s Scholarship Programmes.

Maulana Rafi Damar, mahasiswa Msc in Strategic Analysis and Innovation NUS Business School, mengatakan, untuk bisa mendapatkan beasiswa, saat mendaftar bisa membuat pernyataan tertarik dengan beasiswa. ”Ada wawancara untuk masuk kuliah. Lalu, nanti ada wawancara untuk dapat beasiswa,” kata Rafi.

Mahasiswa lainnya, Suwiro Teo, sudah sepuluh tahun di Singapura. Menimba ilmu bisnis internasional di Inggris, Suwiro kemudian melanjutkan sekolah bisnis di NUS, mengambil master science in management. Bahkan, Suwiro mendapat kesempatan membangun start up yang didukung NUS. Cukup banyak start up unicorn di Singapura yang lahir dari dukungan NUS yang kuat mendukung kewirausahaan.

Lewat Aleph Technologies, Suwiro dan tim membangun bisnis teknologi yang mengembangkan solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi energi dan dekarbonisasi di industri. Ekspansi bisnis menargetkan Asia, salah satunya India dan Indonesia.

Muhamad Ridwan Malik, mahasiswa Master of Business Administration (MBA), mengatakan, perkembangan NUS yang pesat menjadi salah satu kampus terbaik dunia memberikan banyak tantangan dan peluang. Berkuliah di MBA yang mensyaratkan pengalaman kerja minimal tiga tahun membuat Ridwan bukan hanya bertemu mahasiswa dari banyak negara, melainkan juga para profesional di sejumlah negara yang sudah berpengalaman.

Ridwan yang bekerja di sektor perbankan merasakan kuliah bersama rekan-rekannya dari China, India, Jepang, Meksiko, hingga Swiss. ”Singapura adalah pusat pengembangan keuangan ekonomi di kawasan Asia Tenggara yang berkembang. Jadi kesempatan bagi saya bukan hanya berkenalan dengan mahasiswa dari negara lain, melainkan juga berjejaring dengan orang-orang yang menetap di Singapura. Hubungan Indonesia-Singapura kan erat, bagi saya yang berencana kembali ke Indonesia, ini akan memberi dampak baik untuk karier profesional ke depannya,” kata Ridwan.

Previous article

The Rise of VLONE: A Streetwear Phenomenon

Next article

Exploring Kenzo: A Fusion of Fashion and Culture

Join the discussion

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *